Friday, March 5, 2010

MODEL BISNIS ONLINE

Membuat Model Bisnis Online


Meisia Chandra - Online Media Consultant, Executive Director of PortalHR.com
Membuat model bisnis online adalah menjawab pertanyaan “dari mana datangnya uang.” Saat ini, seiring dengan berkembang pesatnya media Internet, model bisnis online pun semakin beragam dan inovatif. Secara sederhana, ada tiga model utama bisnis online:


1. E-Commerce Model : menjual sesuatu di website.
2. Content-Rich Model: memberikan content yang kaya kepada user secara gratis dan mendapatkan income dari iklan.
3. Membership/Subscription Model: user harus membayar untuk dapat membaca/melihat content.
Ketiga model ini adalah pembagian yang paling mendasar. Variasi yang beragam dapat dikembangkan dari ketiga model ini.


Pembagian yang lebih kompleks dapat dilihat seperti di bawah ini:
1. Online Learning marketplaces: sebuah ruang maya yang menghubungkan guru dengan murid di luar setting tradisional (di sekolah atau universitas). Pengajar independent dapat memberikan kelas secara online dalam berbagai format, atau menjual materi pelajarannya. Murid membayar untuk mendapatkan pelajaran secara online. Contoh: WiziQ dan Moontoast.
2. Subscription: User membayar biaya berlangganan untuk mengakses data atau content. Cara berlangganan dan besarnya biaya bervariasi sesuai dengan layanan yang didapatkan. Contoh: Pandora dan Last.fm
3. Freemium: Model ini memberikan sejumlah layanan mendasar secara gratis, kemudian untuk layanan premium dan khusus user harus membayar. Contoh: Flickr dan Skype.
4. Fund-raising: situs-situs web tertentu yang memang dibikin untuk mengumpulkan uang dengan meminta sumbangan dari individual, bisnis, yayasan amal, atau pemerintah. Contoh: FundRaising dan Giftsprings.
5. Donation: Donasi diberikan oleh user yang menjadi pengunjung setia situs web sesuai dengan kemampuan dan keiklasannya. Contoh: OpenOffice dan Mozilla Foundation.
6. Re-sale/Re-use: user dapat menampilkan karyanya serta menjual karyanya pada web ini. Contoh: Deviantart dan ClipSyndicate
7. Re-sale of Physical goods: Model bisnis ini memungkinkan resaler tidak perlu menyimpan stock barang, tetapi hanya meneruskan pesanan konsumen kepada manufaktur atau wholesaler, yang akan mengirimkan pesanan kepada konsumen. Pemilik situs ini dapat menaikkan harga dan mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga itu tanpa perlu khawatir tentang stok barang, masalah pembayaran dan pengiriman. Contoh: Amazon Associates dan Doba.
8. Merchandising: Menjual benda-benda atau image dari sebuah produk/layanan yang digunakan untuk mempromosikan produk yang lain, yang tidak selalu berhubungan. Contoh: CafePress dan Zazzle.
9. Benda Virtual: Layanan yang tidak dapat dijual di dunia nyata tetapi hanya ada di dunia maya. Keuntungan diperoleh dari transaksi yang dilakukan dalam mata uang virtual (seperti “linden dollars” dalam Second Life) yang dapat dikonversikan ke dalam mata uang yang sebenarnya. Contoh: Second Life dan Kinset.
10. Produk Informasi: Produk-produk berisi informasi seperti e-book, audio book, materi kursus, dan data-data lain yang dapat dijual secara online dan di-download langsung setelah melakukan pembayaran. Contoh: Lulu dan CreateSpace.
11. Software Layanan: Layanan online berbasis web yang dapat digunakan dengan bayaran tertentu. Contoh: GoToMeeting dan WebEx.
12. Link Selling: Situs-situs web yang memiliki ranking tinggi di Google dapat menjual link berbasis teks kepada situs lain yang hendak meningkatkan rangking pencariannya di Google. (Hal ini tidak direkomendasikan dan dapat mendapatkan hukuman dari Google). Contoh: LinkAdage dan Text Link Ads.
13. Referral Leads: Sistem rekomendasi online di mana pemasang iklan membayar untuk mendapatkan lead yang berkualitas. Contoh: Sprint dan USA 2 Referreal.
14. Event: Pendaftaran online untuk event seminar, workshop, conference. Contoh: Eventbrite dan TicketLeap.
15. Broker Informasi: Situs web bertindak sebagai broker informasi antara yang membutuhkan informasi dengan yang menyediakannya. Biasanya, situs web mendapatkan bayaran dari penyedia informasi, sedangkan pencari informasi dapat mengakses informasi secara gratis. Contoh: JobCoin dan Craigslist.
16. Product Placement: Yang dimaksud adalah salah satu jenis iklan, di mana barang atau jasa ditempatkan dalam sebuah konteks yang bukan iklan, seperti dalam sebuah film, acara televise, dan program berita. Kini product placement seperti ini juga dapat ditemukan dalam web. Contoh: Brandfame dan PlaceMyProduct.
17. Konten Berbayar: Penulis/Editor dibayar untuk menulis review dan artikel tentang produk tertentu. Contoh: PayPerPost dan SponsoredReviews.
18. Lisensi konten dan Redistribusi: Layanan lisensi konten yang memberikan bayaran kepada para publisher web bila content mereka dipublikasikan atau diredistribusikan oleh orang lain. Contoh: Mochila dan BlogBurst.
19. Bangun & amp; Jual: membangun sebuah situs web, sebuah layanan atau aplikasi tanpa memiliki model bisnis yang jelas. Begitu situs web tersebut mendapat cukup banyak pengunjung, nama, atau komunitas yang besar, dia dijual kepada perusahaan besar yang dapat mengubah potensinya menjadi uang. Contoh: YouTube dan MySpace.

Selain model-model di atas, masih banyak lagi variasi yang inovatif yang mungkin belum terdata. Dari daftar di atas saja dapat memberikan ide, banyak yang dapat dilakukan dengan media internet. Anda mungkin dapat menjadi penemu bisnis model baru yang belum pernah terpikirkan. Justru model bisnis yang unik yang biasanya akan berhasil. Tidak perlu yang ribet, biasanya model bisnis yang paling sederhana juga adalah yang paling baik.
Dan bila Anda belum tahu model bisnis yang terbaik buat situs web Anda (baca: tidak dapat menjawab pertanyaan dari mana datangnya uang), jangan kuatir, karena model bisnis adalah sesuatu yang dapat berevolusi juga sesuai dengan perkembangan pasar.
Pilihan Anda juga tidak terbatas pada daftar di atas saja. Anda juga dapat mempunyai tujuan lain selain uang, misalnya ketenaran, perhatian, menolong sesama, penyaluran hobby, dan reward non-financial lainnya.
Setelah menjawab pertanyaan “dari mana datangnya uang,” pertanyaan selanjutnya adalah, “bagaimana cara mendapatkan uang.”

De Maulana Anggakarti | Line 081 8090 9896 0 | www.greengraphicbiz.blogspot.com
Reblog this post [with Zemanta]

MENGELOLA USAHA KECIL

STRATEGI MENGELOLA PERUSAHAAN KECIL


Dalam Buku yang berjudul “Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil” Karya Singgih Wibowo dkk, Tidak disebutkan secara jelas tentang definisi Kewirausahaan, Wiraswasta, Entrepreneurship ataupun Wirausaha tetapi secara garis besar buku ini menjelaskan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang mampu membangun, mengelola dan menyiapkan kader untuk kelangsungan usahanya. 


Pengorganisasian
Sewaktu perusahaan kecil masih kecil, umumnya hanya dikelola sendiri oleh pemiliknya yang kadang kala dibantu anggota keluarga. Mungkin dibantu pula oleh beberapa tenaga pembantu, tetapi tidak jelas apa status dan tugasnya, sampai dimana wewenang dan tanggung jawabnya. Mereka mengerjakan segalanya, bahkan sampai urusan rumah tangga. Kemudian meningkat lagi, pemilik dibantu beberapa tenaga tetap dan tenaga lepas. Namun jika ditanyakan tentang susunan organisasi, batas wewenang, sistem penggajian dan lain – lain yang menyangkut keorganisasian biasanya tidak dapat dijawab. Keadaan semacam ini sering pula terjadi pada perusahaan kecil yang sudah berbadan hukum CV, Firma, dan PT.
Kesemrawutan seperti inilah yang dapat menjadi pangkal ketidak berhasilan perushaan kecil. Dan jika dibiarkan berlarut – larut, dapat berakibat parah. Perusahaan kecil sebaiknya sejak awal sudah mengenal dan menerapkan prinsip keorganisasian. Karena pada dasarnya, setiap organisasi betapa kecilnya, termasuk perusahaan kecil, harus menjalankan prinsip keorganisasian. Tidak perlu njelimet, cukup yang sederhna dan luwes agar mudah dilakukan penyesuaian dengan keadaan yang baru. Yang penting, orang dalam organisasi harus tau apa tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing – masing.


Prinsip – Prinsip Organisasi
Pada dasarnya, prinsip utama organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama – sama mencapai sasaran / tujuan. Untuk keperluan usaha prinsip kerjasama itu masih dapat diperinci lagi sehingga seluruh prinsip organisasi adalah :
Prinsip sasaran atau tujuan
Prinsip pengelompokan dan bagian kerja
Prinsip pendelegasian kewenangan
Prinsip tentang kendali
Prinsip kesederhanaan
Prinsip koordinasi
Kesatuan perintah dan tanggung jawab
Prinsip karyawan
Personalia


De Maulana Anggakarti | Line 081 8090 9896 0 | www.greengraphicbiz.blogspot.com

PENGERTIAN PRODUK

Shortcut  (dikutip sesuai sumbernya )

Pengertian Produk
Produk adalah merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berujud barang. Variabel pertama dari pemasaran dan cukup penting dan yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah produk, karena produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.


Menurut Kotler (1997 : 430 ) A Product is anything that can be offered to be a market for attention, acquasition, use or consumption that might satisfy a want or need. 

Definisi di atas menjelaskan bahwa produk adalah apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk dipertahankan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.


Produk sebagai hasil dari kegiatan produksi akan mempunyai ujud tertentu, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu. Disamping itu akan terdapat tenggang waktu (yang betapapun kecilnya ) antara saat diproduksinya produk tersebut dengan saat dikonsumsinya produk yang bersangkutan oleh konsumen produk tersebut. (Ahyari, 1996 : 8 )


Menurut Stanton dalam Angipora (2002 : 152) produk mempunyai definisi yang sempit dan luas. Definsi tersebut sebagai berikut :


1. Definisi sempit
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.


2. Definisi luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestive pabrik, prestive pengecer dan pelayanan di pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.


Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dimiliki, penggunaan ataupun konsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan (Angipora, 2002 : 4)


Produk merupakan Segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk juga merupakan seperangkat kepuasan yang diperoleh konsumen jika mereka melakukan transaksi (jual beli). (Hadi dalam http://www.google.co.id/)


Menurut Gitosudarmo (1994 : 177) produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia . Produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun idea. Produk yang berujud biasa disebut sebagai barang, sedangkan yang tidak berujud disebut jasa. Berdasarkan atas pengertian produk tersebut di atas, maka terdapat tiga aspek dari produk yang perlu diperhatikan agar memudahkan dalam mempelajari strategi produk. Adapun tiga aspek tersebut adalah :


• Produk Inti (Core Products)
Yaitu produk yang merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.


• Produk yang diperluas (Augmented product)
Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya. Perluasan manfaat suatu produk dapat dilakukan dengan memahami serta kemudian menerapkan suatu konsep yang disebut konsep “Generic Need” atau “Pangkal Kebutuhan”. Selain konsep yang telah dijelaskan di atas ada pula konsep yang lain yaitu : “Generic Product” atau “Pangkal Produk”. Generic Product atau pangkal produk adalah merupakan pangkal manfaat dari produk itu atau dapat pula dikatakan sebagai aspek atau manfaat terknis dari produk itu. Sedangkan pangkal kebutuhan atau Generic need adalah manfaat riil yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pembeli terhadap produk yang dibelinya itu. Dalam membahas augment product ini kita perlu membedakannya dengan suatu pengertian yang sering membingungkan yaitu konsep “DIVERSIFIKASI PRODUK”. Konsep diversifikasi produk merupakan upaya untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.


• Produk Formal (Formal Product)
Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebanyakan pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangible offer di mata konsumen.


Tingkat kategori produk
Produk memiliki tingkat kategori untuk meningkatkan penjualan. Tingkat kategori tersebut adalah sebagai berikut :


PRODUK KONSUMSI, produk yang dibeli oleh konsumen pemakai akhir.


PRODUK INDUSTRI, produk yang digunakan untuk keperluan operasional industri.


PRODUK JASA, produk yang bersifat intangible


Hubungan kualitas dengan penjualan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.


Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.


(Ahmar, 2002 : 9)

De Maulana Anggakarti | Line 081 8090 9896 0 | www.greengraphicbiz.blogspot.com

MANFAAT WEBLOG BAGI MAHASISWA

Penelitian

IDENTIFIKASI MANFAAT WEBLOG BAGI MASA DEPAN
KEPROFESIAN MAHASISWA 

Abstrak

Medium Weblog adalah media jejaring yang telah di kenal masyarakat luas dan khususnya mahasiswa. Medium dengan format free dan premium adalah bagian dari sarana informasi yang telah tersedia secara bebas, luas dan murah.

Mahasiswa setelah lulus adalah produk pengetahuan dan keahlian dalam hal ini penulis sebut dengan istilah keprofesian yang kelak dimasyarakat akan banyak dibutuhkan.

Media jejaring adalah salah satu medium komunikasi dan informasi yang bersifat virtual yang mempunyai nilai manfaat berjangka panjang serta dapat di implementasikan sedini mungkin.
Jika beberapa kemungkinan dari media tersebut dapat di ambil manfaatnya sejak sekarang maka bentuk keprofesian bagi mahasiswa telah melakukan selangkah lebih cepat sebagai pembentukan sikap kemandirian dalam bidang keprofesian pada umumnya kelak di masyarakat.

Sebagai asumsi dasar bahwa media Weblog yang bersifat permanen itu dengan rentang waktu kepemilikan cukup lama dapat memberikan nilai yang lebih bermanfaat jika dapat optimalkan sebagai media informasi personal di kalangan mahasiswa.

Sejalan dengan kemampuan dan keprofesian setiap mahasiswa pada umumnya bahwa media Weblog dapat dijadikan suatu sarana informasi sebagai ajang keprofesian masa kini hingga masa akan datang, dilain pihak masalah membangun media informasi dalam menggunakan media tentang keprofesian menjadi bagian yang kurang dilakukan.

Maka dengan media Weblog akan di dapat media alternatif sebagai salah satu solusi dalam memecahkan persoalan hambatan komunikasi keprofesian.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk laporan hasil penelitian dengan harapan akan bermanfaat sebagai kajian keilmuan dan studi terapan mengenai kebermanfaatan dalam menggunakan media Weblog.

Kata Kunci :
Manfaat media weblog, mahasiswa fdkv, keprofesian, komunikasi, antisipasi, jejaring, masa depan.


Fenomena | Mirrow | Duplicate

GREENGRAPHIC SHORTCUT

Share Informations Graphic Design, Multimedia and Web Log | New Media | Networking | Edukasi | Profesi | Forum | Bisnis | Komunitas Visual | Kreatif | Bandung, Jawa Barat-Indonesia